Selasa, 27 Februari 2018
Memahami ayat al-Qur'an (Ikhlas, Sabaf, dan Pemaaf)
PEMBAHASAN
Bunyi Q.S An-Nisa’:146, al- Baqarah:153, dan Ali Imran:134
Untuk memahami makna yang terkandung dalam al-Qur’an surah an-Nisa’:146, al-Baqarah:153, Ali Imron: 134. Ada baiknya kita mengetahui dulu bunyi dan arti dari masing masing ayat tersebut.
إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَاعْتَصَمُوا بِاللَّهِ وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ ۖ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمًا
Artinya : Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.(Q.S An-Nisa’: 146)
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.(Q.S Al-Baqarah:153)
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ
Artinya : yaitu (orang-orangg yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.(Q.S Ali Imran: 134)
Isi kandungan dari Q.S An-Nisa’:146, al- Baqarah:153, dan Ali Imran:134 serta Hadis yang Terkait
isi kandungan dari dari surah an-Nisa’:146, al-Baqarah:153, Ali Imron: 134 serta hadis yang terkait ialah :
Q.S An-Nisa’: 146
Kandungan Q.S. an-Nisa/4: 146 menjelaskan tentang keikhlasan amal seseorang. Ikhlas merupakan syarat mutlak diterimanya amal.
“Dari Ibnu Mas’ud r.a, Rasulullah saw.. bersabda: “Tiga hal yang tidak boleh hati seorang mukmin iri terhadapnya: ikhlas dalam beramal, memberi nasihat kepada pemimpin, dan melanggengkan kebersamaan dengan jamaah.” (H.R. Ahmad).
Setiap perbuatan manusia dimulai dari gerak hati atau niatnya. Oleh karena itu, yang harus diluruskan pertama kali agar tercapai derajat mukhlisin adalah niat di dalam hati.
Allah Swt. berfirman:
“Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya).’ (Q.S. al-Mukmin/40:14).
Niat yang baik akan menghasilkan perbuatan baik. Begitu pula niat yang ikhlas akan mengantarkan ke perbuatan yang ikhlas pula. Dengan ikhlas, hati kita menjadi tenteram, tidak ada beban yang memberatkan.
Q.S al-Baqarah:153
Kandungan Q.S. al-Baqarah/2:153 menjelaskan orang-orang yang sabar. Sesungguhnya Allah Swt. beserta orangorang yang sabar. Sabar merupakan pengendali hati untuk selalu Istiqamah dalam berbuat baik.
Sayidina Ali bin Abi Thalib mengatakan.
“Sabar adalah bagian dari iman,sebagaimana kepala bagian dari tubuh”.
Sabar bisa diartikan tabah, tahan menderita, ulet, tekun, dan tidak mudah putus asa. Sabar juga bisa berarti menahan, maksudnya adalah menahan diri dari kesusahan yang menimpanya, menahan lisan atau anggota badan dari perkataan dan perbuatan yang tidak baik, serta menahan rasa malas untuk berbuat baik.
Sabar juga berarti menahan diri untuk tidak melampiaskan nafsu angkara murka, mengendalikan lidah untuk tidak berkeluh kesah, dan mengontrol anggota tubuh untuk tidak bertindak anarki.
Orang yang sabar tidak hanya bersikap lapang dada saat menghadapi kesulitan dan musibah, tetapi juga teguh pendirian (Istiqamah) dalam memperjuangkan kebenaran, dan selalu dinamis dan optimistis dalam meraih masa depan yang lebih baik dan bermakna.
Sabar itu ada beberapa macam, antara lain sabar menjalankan perintah Allah Swt., menjauhi kemaksiatan atau meninggalkan larangan Allah Swt., menerima dan menghadapi musibah, menμntut ilmu pengetahuan, serta sabar dalam bekerja dan berkarya.
Kelima bentuk kesabaran tersebut berkaitan erat dengan ketahanan mental spiritual, sehingga kesabaran itu selalu menμntut ketahanan jiwa dan kekayaan mental spiritual yang tangguh.
Q.S Ali Imran:134
Kandungan Q.S. Ali - Imran / 3 : 134 menjelaskan ciri-ciri orang yang taqwa, yaitu selalu memaafkan orang lain.
Rasulullah saw. menganjurkan kepada kita untuk saling memaafkan dan meminta maaf, sebagaimana sabdanya:
“Dari Aisah dari Anas berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Sambunglah tali silaturahmi kepada orang yang telah memutuskanmu dan maafkanlah orang-orang yang mendzalimimu“. (H.R. Baihaqi)
Pemaaf berarti orang yang rela memberi maaf kepada orang lain. Sikap pemaaf berarti sikap suka memaafkan kesalahan orang lain tanpa sedikit pun ada rasa benci dan keinginan untuk membalasnya. Dalam bahasa Arab sikap pemaaf disebut al-‘afw yang juga memiliki arti bertambah (berlebih), penghapusan, ampun, atau anugerah.
Setiap manusia pernah melakukan kesalahan. Kesalahan dan kekhilafan adalah fitrah yang melekat pada diri manusia. Rasulullah saw. bersabda “Setiap manusia pernah melakukan kesalahan dan sebaik-baik pelaku kesalahan itu adalah orang yang segera bertobat kepada Allah Swt.”. Ini berarti bahwa manusia yang baik bukan orang yang tidak pernah berbuat salah, karena itu mustahil, kecuali Rasulullah saw. yang ma’¡um (senantiasa dalam bimbingan Allah Swt.). Akan tetapi, manusia yang baik adalah manusia yang menyadari kesalahannya dan segera bertobat kepada-Nya.
Contoh Perilaku Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf dalam kehidupan sehari-hari
Contoh perilaku Ikhlas dalam kehidupan sehari-hari
Perilaku ikhlas sebagai penghayatan dan pengamalan Q.S. an-Nisa/4: 146 dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan dengan cara:
Gemar melakukan perbuatan terpuji dan tidak dipamerkan kepada orang lain.
Ikhlas dalam beribadah, semata-mata karena Allah Swt.
Tidak mengharapkan pujian atau sanjungan dari orang lain.
Selalu berhati-hati dalam bertindak atau berperilaku.
Tidak pernah membedakan antara amal besar dan amal kecil.
Tidak menghitung-hitung apalagi mengungkit-ungkit kebaikan yang pernah diberikan kepada orang lain.
Contoh perilaku Sabar dalam kehidupan sehari-hari
Perilaku sabar sebagai penghayatan dan pengamalan Q.S. al-Baqarah/2: 153 dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan dengan cara sebagai berikut:
Sabar dalam menjalankan perintah Allah Swt., seperti:
Ketika mendengar azan segera menuju ke masjid untuk melaksanakan salat berjamaah;
Ketika bel berbunyi segera masuk kelas untuk mengikuti pelajaran.
Saat orang tua memanggil, segera menghadap dan menemui agar tidak mengecewakannya.
Sabar dalam menjauhi maksiat atau meninggalkan larangan Allah Swt., seperti:
Ketika diajak membolos segera menolak dan menghindari teman-teman yang bersekongkol untuk membolos.
Saat diajak tawuran segera menolak dan menjauhi teman-teman yang mengajaknya.
Tidak cepat marah dan main hakim sendiri.
Sabar dalam menerima dan menghadapi musibah, seperti:
Ketika terkena musibah sakit tidak mengeluh dan tidak putus asa untuk berusaha mencari obatnya.
Ketika terkena musibah tidak mengeluh dan tidak menyalahkan Allah dan orang lain.
Contoh perilaku Pemaaf dalam kehidupan sehari-hari
Perilaku pemaaf sebagai penghayatan dan pengamalan Q.S. ali-Imran/3: 134 dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan dengan:
Memberikan maaf dengan ikhlas kepada orang yang meminta maaf.
Meminta maaf atas kesalahan yang diperbuat.
Tidak memendam rasa benci dan perasaan dendam kepada orang lain.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar