Rabu, 27 November 2013

KUMPULAN PUISI LAMA SELOKA


SELOKA

Pakaian moden memanglah hebat

Harganya mahal walaupun ketat

Walaupun cantik tetapi singkat
Orang memakai pun nampak pusat
Berseluar ketat bajupun ketat
Jarangnya pulak boleh dilihat
Orang yang memakai terus dilaknat
Oleh Allah, Rasul dan Malaikat
Apa yang aneh bila dipandang
Lengan pendek tapi bertudung
Nampak seperti orang yang kudung
Mata terpandang kaki tersandung
Kepada semua kawan lelaki
Jangan tergelak wanita diperli
Keluarga kita tak terkecuali
Terutama sekali anak dan bini
Lagilah aneh bila di fikir
Baju kebaya tudung berukir
Nampak dada iman terjungkir
Kain terbelah peha terukir
Warna merah menghias buku
Indah nian kian ku pandang
ibu sedang memotong kuku
Menunggu ayah tak kunjung datang
Indah nian kian ku pandang
 ada orang berwajah sendu
 menunggu ayah tak kunjung datang
 bolehkah aku tanya namamu
Lurus jalan ke Payakumbuh
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh
Ibu mati bapak berjalan
Kayu jati bertimbal jalan
Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan
Ke mana untung diserahkan
Bunga mawar cempaka biru
Bunga rampai didalam
puan
tujuh malam semalam rindu
belum sampai padamu tuan
Bunga rampai didalam puan
ruku ruku dari peringgit
belum sampai padamu tuan
rindu saya bukan sedikit
ruku ruku dari peringgit
teras jati bertalam talam
rindu saya bukan sedikit
nyaris mati semalam malam
Teras jati bertalam talam
kapal berlabuh di lautan sisi
nyaris mati semalam malam
bantal di peluk saya ditangisi
Merah-merah buah rambutan
Rambutan matang di keranjang
Setitik cinta aku layangkan
Berbunga-bunga untukmu sayang
Rambutan matang di keranjang
Warnanya merah layaknya bata
Berbunga-bunga untukmu sayang
Tersenyum manis kuterima cinta
Anak ayam turun sepuluh
Mati satu tinggal sembilan
Tuntulah ilmu dengan sungguh-sungguh
Supaya engkau tidak ketinggalan
Mati satu tinggal Sembilan
Hilang empat tinggal lima
Supaya  engkau tidak ketinggalan
Belajar sungguh-sungguh tidak percuma
Taman melati di rumah-rumah
Ubur-ubur sampingan dua
Kalau mati kita bersama
Satu kubur kita berdua
Ubur-ubur sampingan dua
Taman melati bersusun tangkai
Satu kubur kita berdua
Kalau boleh bersusun bangkai
Jalan jalan kekota garut
Jangan lupa mampir kekota
Sayang kenapa kamu cemberut
Sekarang akukan sudah tiba
Jangan lupa mampir kekota
Untuk bercerita kepada teman
Sekarang akukan sudah tiba
Apa kamu sudah enggan
Untuk bercerita kepada teman
Sudah bertemu kasih sayang
Apa kamu sudah enggan
Tulang sendi habis berguncang
Sudah bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam siang
Hingga setapak malam siang
Tulang sendi habis berguncang
Ruku ruku dari peringgit
Teras jati bertalam talam
Rindu saya bukan sedikit
Nyaris mati semalam malam
Teras jati bertalam talam
Kapal berlabuh di lautan sisi
Nyaris mati semalam malam
Bantal di peluk saya ditangisi
Warna merah menghias buku
Indah nian kian ku pandang
Anak kecil menangis sendu
Seharian ia tak makan
Indah nian kian ku pandang
Kalau boleh tentu ku mau
Seharian ia tak makan
Adakah besuk nasi dan lauk
Kalau boleh tentu ku mau
Namun sayang itu milikmu
Adakah besuk nasi dan lauk
Walau sekedar pengganjal perut
Cendawan berduri robekkan kain
Ambil tambang diikat sebelah
Pikirkan diri yang belum kawin
Adakah kumbang bersedia singgah
Ambil tambang diikat sebelah
Robek menganga si kain perca
Adakah kumbang bersedia singgah
Taman bunga mekar ceria
Robek menganga se kain perca
Buat tambalan kain pengganti
Taman bunga mekar ceria
Sudah tentukan si hari jadi
Buat tambalan kain pengganti
Kain usang jadikan celana
Sudah tentukan si hari jadi
Kumbang terbang entah kemana
Aduhai malang pak kaduk!
Ayamnya menang kampong tergadai
Ada nasi dicurahkan
Awak pulang kebuluran
mudek menongkah pasang
Ada isteri dibunuh
Nyaris mati oleh tak makan
Masa berlayar kematian angin
Sudah dilabuh bayu berpuput
Ada rumah bertandang duduk
Aduhai malang pak kaduk
Baik budi emak si Randang
Dagang lalu ditanakkan
Tiada berkayu rumah diruntuhkan
Anak pulang kelaparan
Anak dipangku diletakkan
Kera dihutan disusui
Terbang bebas si rama-rama,
Indah panorama menghias alam;
Di kala ini wajahmu purnama,
Esok lusa tampak berbalam.
Indah panorama menghias alam,
Tampak dari Tanjung Agas;
Esok lusa tampak berbalam,
Rinduan kami tetap berbekas.
Tampak dari Tanjung Agas,
Menggamit rindu datang ke mari;
Rinduan kami tetap berbekas,
Kenangan bersama memahat memori.
Menggamit rindu datang ke mari,
Teman sepermainan di tengah laman;
Kenangan bersama memahat memori,
Tautan kasih sepanjang zaman.
Teman sepermainan di tengah laman,
Pakat bersama menunggang kuda;
Tautan kasih sepanjang zaman,
Sisihkan sengketa kiranya ada.
Pakat bersama menunggang kuda,
Biarpun seketika masa cuma;
Sisihkan sengketa kiranya ada,
Bertemu berpisah perencanaan-Nya.
Taman melati di rumah-rumah
Ubur-ubur sampingan dua
Kalau mati kita bersama
Satu kubur kita berdua
Ubur-ubur sampingan dua
Taman melati bersusun tangkai
Satu kubur kita berdua
Kalau boleh bersusun bangkai
Satu masa yang telah silam
Tak dapat diambil kembali
Melayu mashyur serata alam
Hidup mewah gagah sekali
Pahlawan kita nama terbilang
ramai perwira
Melawan musuh tak terbilang
Gerak semangat kerana bangsa
Kelekaan jangan dikenang
Lautan duka kelak dikenang
Hampir tinggal sehelai benang
Bencana sengaja dipinang
Jika perhati bangsa dagang
Kapak beliung ditangan memegang
Kekayaan hendang diregang
Akhirnya saudagar pangkat dijulang
Disulami syair termashyur
Usahlah berdengkur
Kita yang bertafakur
Sayur – mayur dari pasar
Tak ada lobak dapatnya kentang
Rasa rindu semakin besar
Menunggu abang tak kunjung datang
Tak ada lobak dapatnya kentang
Lubang digali semakin dalam
Menunggu abang tak kunjung datang
Saya menangis setiap malam
Kakak membuat kue di loyang
Dirimu terbawa kedalam mimpi
Karena engkaulah yang aku saying
Kau sangat menarik hati
Kakak membuat kue di loyang
Sambil makan sepotong roti
Karena engkaulah yang aku sayang
Hanya engkau pengisi hati
Lubang digali semakin dalam
Ibu membeli sekilo teri
Saya menangis setiap malam
Berharap abang datang kemari
Ibu membeli sekilo teri
Berharap abang datang kemari
Karena rasa rindu semakin besar
Ayah membawa batu yang kasar
Adi bermain memakai topi
Karena rasa rindu semakin besar
Dirimu terbawa kedalam mimpi
Adi bermain memakai topi

(diambil dari beberapa sumber) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar